Mengapa kami menilai karya ini sangat bagus untuk ditelaah? Sebab, selain ukurannya yang ringkas, maka seperti dinyatakan al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuiddin, bahwa diantara metode terbaik untuk menguatkan iman adalah membaca Al-Qur’an dan tafsirnya, mendengar hadits dan maknanya, menunaikan tugas-tugas ibadah, dan bergaul atau mengenal kisah orang-orang shalih. Kisah dan kata-kata orang yang tidak beriman kepada Allah, apalagi yang memusuhi-Nya, tentu tidak akan steril dari keyakinan mereka. Bukankah keyakinan yang melatari setiap hati pasti terefleksikan melalui kata-kata dan tindakan pemiliknya? Nah, kitab ini telah memuat tiga diantaranya: ayat, hadits, dan kisah.
Sebelum menutup ulasan ringkas ini, kami pikir ada baiknya jika
77 cabang iman tersebut disitir sekarang, sebagai gambaran ringkas. Siapa tahu,
sebagian besar sudah kita laksanakan, sehingga kita semakin termotivasi untuk
menggenapkan cabang-cabang lainnya, dan kemudian diberkahi menjadi manusia yang
berkarakter unggul, dengan izin Allah.
1. Beriman
kepada Allah ta'ala
2. Beriman
kepada para Rasul Allah 'alaihim as-salaam
3. Beriman
kepada para malaikat Allah
4. Beriman
kepada Al-Qur'an dan semua kitab yang terdahulu
5. Beriman
kepada qadar (ketentuan) dari Allah, yang baik
maupun yang buruk
6. Beriman
kepada hari akhir
7. Beriman
kepada kebangkitan setelah kematian
8. Beriman
bahwa manusia akan dikumpulkan (di mahsyar) setelah mereka dibangkitkan, sampai
mereka dipanggil satu per satu menghadap Allah
9. Beriman
bahwa tempat tinggal kaum beriman di akhirat adalah surga, sementara tempat
tinggal kaum kafir adalah neraka
10. Beriman kepada wajibnya mahabbah (mencintai)
Allah ta'ala
11. Beriman kepada wajibnya khauf (merasa
takut) kepada Allah ta'ala
12. Beriman kepada wajibnya raja' (berharap)
kepada Allah ta'ala
13. Beriman kepada wajibnya tawakkal (bersandar)
kepada Allah ta'ala
14. Beriman kepada wajibnya mencintai
Nabi shalla-llahu 'alaihi wa aalihi wasallam
15. Beriman kepada wajibnya mengagungkan,
menghormati dan memuliakan Nabi shalla-llahu 'alaihi wa aalihi wasallam
16. Tidak rela melepas agamanya, sampai
tingkatan lebih suka dilemparkan ke dalam api daripada menjadi kafir
17. Mencari ilmu
18. Menyebarkan ilmu
19. Mengagungkan Al-Qur'an, yakni dengan
mempelajari, mengajarkan, memelihara batas-batas serta hukum yang
ditetapkannya, memahami halal-haramnya, menghormati ahli Al-Qur'an dan
para hafizh-nya, menangis tatkala mendengar janji dan ancaman Allah
di dalamnya
20. Bersuci
21. Shalat lima waktu
22. Zakat
23. Puasa
24. I'tikaf
25. Hajji
26. Jihad
27. Berjaga di medan perang (ribath) di
jalan Allah ta'ala
28. Teguh menghadapi musuh dan tidak melarikan
diri (desersi) dari medan perang
29. Bagi yang mendapat ghanimah, menyerahkan
seperlima darinya untuk imam dan para pejabat yang ditunjuk untuk mengumpulkannya
30. Memerdekakan budak semata-mata mengharap
wajah Allah ta'ala
31. Menunaikan kaffarat yang
wajib bagi yang melanggar hukum jinayat
32. Memenuhi janji
33. Menghitung-hitung nikmat Allah dan
mensyukurinya
34. Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak ada
perlunya
35. Menjaga amanat dan menunaikannya kepada
yang berhak
36. Mengharamkan pembunuhan dan tindakan jinayat kepada
siapapun
37. Mengharamkan kemaluan dari hal terlarang
dan berusaha mejaga kehormatan diri
38. Menahan tangan dari harta (yang bukan
haknya)
39. Wajib bersikap wara' dalam
hal makanan, minuman, dan menjauhi hal-hal yang tidak dihalalkan
40. Tidak mengenakan pakaian atau menggunakan
wadah-wadah yang haram atau makruh
41. Mengharamkan permainan dan kegiatan
selingan yang bertentangan dengan syari'at
42. Berhemat dalam membelanjakan harta dan
mengharamkan makan harta secara batil
43. Meninggalkan dendam dan iri dengki
44. Mengharamkan merusak kehormatan orang lain
dan tidak menodainya dengan cara apapun
45. Mengikhlaskan amal semata-mata untuk Allah
dan tidak riya'
46. Merasa gembira terhadap kebaikan dan sedih
terhadap keburukan
47. Mengobati setiap dosa dengan bertaubat
48. Berkurban, termasuh kurban dalam rangkaian
ibadah haji, sembelihan kurban di luar ibadah haji, dan akikah
49. Menaati perintah
50. Berpegang teguh terhadap apa yang dipegangi
oleh jamaah kaum muslimin
51. Menetapkan hukum diantara manusia secara
adil
52. Amar ma'ruf nahi munkar
53. Saling menolong dalam kebajikan dan taqwa
54. Malu
55. Berbakti kepada kedua orang tua
56. Menyambung tali persaudaraan (silaturrahim)
57. Berakhlaq yang baik
58. Berbuat ihsan kepada
budak, termasuk pembantu
59. Hak seorang majikan atas budaknya
60. Hak anak dan keluarga
61. Bergaul akrab dengan orang yang taat
beragama, mencintai mereka, menebarkan salam kepada mereka, berjabat tangan
dengan mereka, dan beragam tindakan lain yang dapat mempererat jalinan cinta
kasih dengan mereka
62. Menjawab salam
63. Mdnjenguk orang sakit
64. Menyalati jenazah sesama muslim
65. Mendoakan orang yang bersin
66. Menjauhi orang-orang kafir dan orang-orang
yang suka menebar kerusakan, serta bersikap keras kepada mereka
67. Memuliakan tetangga
68. Memuliakan tamu
69. Menutupi kesalahan orang-orang yang berdosa
70. Bersabar menghadapi musibah dan segala yang
menarik bagi jiwa, yakni kelezatan dan syahwat
71. Zuhud dan pendek angan-angan
72. Cemburu dan tidak mengizikan pergaulan bebas
73. Berpaling dari hal yang main-main
74. Murah hati dan dermawan
75. Menyayangi yang lebih kecil dan menghormati
yang lebih tua
76. Mendamaikan dua orang yang bersengketa
77. Mengharap agar saudaranya sesama muslim memperoleh sesuatu yang
dia pun sangat mengharapkannya untuk dirinya sendiri, juga membenci jika
saudaranya mendapat sesuatu yang ia sangat membencinya jika menimpa dirinya
sendiri
Inilah 77 cabang iman yang dipaparkan dalam kitab Mukhtashar
Syu’abul Iman. Semoga Allah membimbing kita untuk
mengamalkannya. Amin. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar